Jumat, 08 Januari 2021

Rumpun Ilmu Pengetahuan Alam dalam Perpektif Islam dan Barat

Rumpun Ilmu Pengetahuan Alam dalam Perspektif Islam dan Barat

 

                     DISUSUN OLEH :

RICKY SETIAWAN

HENNY NI’MATUZZAHRI

MUTIA MUTMA’INNAH

DINI SAFITRI

IQMA ZAHRA

KELAS:  I C

DOSEN PENGAMPU : AKIP, M.S.I

MATA KULIAH          : ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

 

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH

INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

 

 

 

A.Pengertuan Ilmu Alam

Ilmu alam terkait dengan istilah“ positivistic ”merujuk kepada pendekatan logis untuk mempelajari alam semesta secara objektif, tidak hidup dan di dunia fisik.

Ilmu pengetahuan alam atau sains (science)diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus ilmu pengetahuan alam atau sains.Stund dan Trowbrige merumuskan bahwa sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.(Anshari, 1981)

B.Objek ilmu alam

objek penyelidikan adalah alam semesta

Ciri-ciri dasar pertama yang menandai ilmu kealaman adalah, bahwa ilmu-ilmu itu melukiskasan kenyataan menurut aspek-aspek yang memungkinkan registrasi indrawi secara langsung.

Ilmu-ilmu kealaman memperoleh suatu objektivitas yang khas, yaitu semata-mata bersifat empiris-eksperimental

C.Cabang-cabang ilmu pengetahuan alam 

1.ilmu alam

2.ilmu pasti

3.ilmu kedokteran

4.ilmu fisik

5.ilmu pertanian

6.ilmu farmasi

7.biologi

8.antropologi fisik

9.geologi. 

D.Metode Ilmu Alam

Alam yang menampakkan dirinya kepada kita (the world of appearance,the phenomenal world) dipelajari oleh ilmu pengetahuan alam dengan suatu metode sebagai berikut,

1. Pengamat-amatan dengan seksama (observasi metodis)

2. Penggolongan (klasifikasi)

3. Analisa data atau fakta yang di peroleh dari observasi itu menurut kecerdasan akal, dengan maksud menemukan hubungan yang logis antara fakta itu dan memahami makna relatifnya

4. Menarik kesimpulan induktif dan deduktif dari hasil-hasil analisa itu

5. Penglukisan (deskripsi fungsional)

6. Percobaan (exprimen atau observasi yang disengaja secara sistimatis.

Kesemuanya itu dilakukan dengan cermat, dengan tujuan menempatkan alam fisis empiris di bawah kekuasaan hukum, yang memungkinkan manusia meramalkan apa yang terjadi dalam keadaan-keadaan tertentu.Metode yang digunakan dalam ilmu alam bersifat siklus-empirik yang menunjuk pada dua hal pokok, yaitu siklus yang mengandaikan adanya suatu kegiatan yang dilaksanakan secara berulang-ulang, dan empirik yang menunjuk pada sifat bahan yang diselidiki (bersifat indrawi).

E.Hakikat ilmu pengetahuan alam

  Ilmu pengetahuan alam sebagai produk merupakan kumpulan hasil kegiatan emperik dan kegiatan analisis yang dilakukan oleh para ilmuwan selam berabad-abad.

Ilmu pengetahuan alam sebagai proses,memahami bagaimana menghubungkan  fakta dan memahami bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk menginterpreatasikan.

Ilmu pemgetahuan alam sebagai sikap ilmiah,dalam memecahkan suatu masalah,seorang ilmuwan sering berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkinkan usaha mencapai hasil yang diharapkan.

F.Ciri ciri ilmu pengetahuan alam

·        Objektif

·        Metodis

·        Sistematis

·        Universal

G.Rumpun Ilmu Pengetahuan Alam dalam Perspektif Islam dan Barat

Baik Islam maupun Barat, keduanya sama-sama menempatkan ilmu sebagai sesuatu yang amat sangat penting. Dalam pandangan Islam, tidak terhitung betapa banyaknya ayat al-Qur’an dan Hadis Rasulullah s.a.w. yang berbicara tentang pentingnya ilmu.

Kedudukan para penuntut ilmu pun dinilai sama dengan mujahid yang sedang berjuang di jalan Allah s.w.t. Di samping itu, orang yang memiliki ilmu dipandang sebagai pewaris tahta kenabian setelah diutusnya nabi terakhir, Nabi Muhammad s.a.w.

Dalam peradaban Barat pun demikian pula. Peran Barat tidak bisa dilepaskan dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan. Semenjak dari masa keemasan Yunani dengan Filsafat-nya, mencapai puncaknya ketika revolusi industri, sampai sekarang pun Barat masih menjadi ujung tombak bagi peradaban ilmu.

Akan tetapi walaupun demikian, baik Islam maupun Barat, keduanya memiliki pandangan yang berbeda terkait dengan hakikat ilmu. Islam mengakui bahwa ilmu itu adalah milik Allah s.w.t. Sekuat apa pun manusia berusaha untuk menggapainya, jika tanpa kuasa dari Sang Pemilik ilmu, maka manusia tidak akan mampu untuk meraih dan menggapainya.

Sekalipun semuanya bergantung kepada kehendak Allah s.w.t., lalu manusia berlepas tangan sajakah? Maka ini pun adalah kesalahan. Manusia tetap beredar di jalannya, berusaha mencari ilmu, karena biasanya proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Jadi, dalam pandangan Islam, ilmu pada hakikatnya adalah milik Allah s.w.t.

Berbeda dengan konsep ilmu yang berkembang pada peradaban Barat. Bagi mereka, ilmu hanya akan bisa diusahakan melalui akal dan panca indra semata. Selagi manusia mau berusaha menggunakan akalnya, maka mereka akan mendapatkan ilmu.

Namun, ketika mereka berhenti menggunakan akalnya, maka disitulah manusia dianggap tiada. Bagi mereka peran akal lebih dominan dibandingkan dengan wahyu, dan bahkan mereka tidak mengakui otoritas wahyu sebagai sumber ilmu.

Jadi, dalam memandang hakikat ilmu, Islam dan Barat memiliki pandangan yang berbeda. Jika Islam mengatakan ilmu adalah milik Allah s.w.t., dan bersumber dari-Nya, maka Barat mengatakan bahwa ilmu itu bersumber dari akal dan panca indra manusia.

Dari sisi objek, baik Islam maupun Barat sama-sama mengakui bahwa ilmu itu memiliki objek formal dan objek materil. Namun, yang menjadi permasalahannnya adalah apakah objek ilmu itu hanya terdapat pada alam fisik saja atau melebihi itu semua sampai menembus alam metafisik. Di sinilah letak perbedaan pandangan antara Islam dan Barat.

Epistemologi Islam mengakui bahwa objek ilmu itu berada pada alam fisik yang bisa dirasa dan dipikirkan, kemudian juga termasuk alam metafisik, yang tidak bisa dijangkau oleh akal dan indra manusia. Maka di sini, Islam menggunakan konsep wahyu untuk memahaminya.

Adapun epistemologi Barat, mereka tidak mengakui adanya alam metafisik tersebut. Bagi mereka objek ilmu itu hanyalah apa yang bisa diindra dan apa yang bisa dipikirkan oleh akal manusia. Oleh karenanya, jika sesuatu berhubungan dengan alam metafisik, maka itu bukan bagian dari ilmu.

Di sinilah letak perbedaan antara konsep Islam dan Barat dalam menyikapi objek ilmu. Bagi Islam objek ilmu itu meliputi alam fisik dan metafisik. Sedangkan Barat hanya mengakui terbatas pada alam fisik saja.

Di sisi lain, Islam mengakui bahwa ilmu itu bersumber dari akal atau rasio manusia. Islam juga mengakui bahwa ilmu bersumber dari pengalaman-pengalaman manusia. Islam juga mengakui intuisi sebagai sumber ilmu. Terlebih lagi, wahyu merupakan sumber pamungkas ilmu dalam konsep Islam.

Wahyu berada pada urutan pertama dan menempati posisi yang sangat penting dibandingkan dengan sumber-sumber lainnya. Karena kebenaran wahyu itu bersifat mutlak dan benar-benar berasal dari Allah s.w.t.

Berbeda dengan Barat, mereka menafikan wahyu dan intuisi sebagai sumber ilmu. Baginya sumber ilmu itu hanya ada dua macam, yaitu akal dan pengalaman manusia. Bagi mereka yang menganut paham rasionalisme, ilmu itu bersumber dari akalnya. Ilmu itu bersumber dari pengalaman, bagi mereka yang menganut paham empirisme.

Dari sisi orientasi, Islam memahami bahwa ilmu itu akan mengantarkan manusia kepada pengakuan akan kebesaran Tuhan-nya, pengakuan akan adanya yang Maha Besar di antara yang besar, pengakuan bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Dia, tidak ada yang pantas ditakuti kecuali Dia.

Jadi, muara ilmu itu adalah pengakuan akan eksistensi Tuhan, yaitu Allah s.w.t. Di samping itu, semakin banyak ilmu seseorang, maka akan bertambah rasa takutnya kepada Sang Pencipta. Bukan malah bertambah angkuh dan sombong, tetapi dengan ilmu ia semakin mengenal Tuhan-nya dan bertambah ketakutan kepada-Nya.

Berbeda dengan Barat, dalam konsep mereka, ilmu itu tidak bermuara kepada Tuhan. Karena mereka tidak mengakui adanya wahyu sebagai sumber ilmu, maka ilmu yang mereka miliki itu tidak akan membawanya kepada kebenaran.

H.Tokoh-Tokoh Ilmu Pengetahuan Alam

1.Albert Einstein

     Ia mengemukakan teori relativitas. Kata Einstein dianggap berarti kecerdasan atau genius. Untuk menghargai atas jasa-jasanya, sebuah satuan dalam fotokimia dinamai Einstein, sebuah unsure kimia dinamai einsteinium, dan sebuah asteroid dinamai 2001 Einstein. Rumus yang paling terkenal adalah E=mc².

2.Aristoteles

Tulisan-tulisan Aristoteles adalah yang pertama membuat system yang komprehensif filsafat Barat, meliputi moralitas, estetika, logika, ilmu pengetahuan, politik, dan metafisika. Meskipun Ia menulis risalah yang elegan banyak dan dialog, diperkirakan bahwa sebagian tulisan-tulisannya hilang dan hanya sekitar sepertiga dari karya asli telah bertahan.

3.Galilio GaliIei

      Ia telah menyempurnakan teleskop, mengamati berbagai pengamatan astronomi danjuga dikenal sebagai seorang pendukung Copernicus mengenai peredaran bumi mengelilingi matahari. Galileo dianggap sebagai penyumbang terbesar bagi dunia sains modern, dan sering disebut sebagai “Bapak Astronomi Modern”, “Bapak  Fisika Modern’, dan “Bapak Sains”.

4.Georg Ohm

Ia adalah seorang ahli fisika dan matematika. Ia menggunakan peralatan ciptaanya sendiri dan menemukan bahwa ada proporsionalitas langsung antara beda potensial diterapkan di konduktor dan resultan arus listrik, hubungan ini dikenal dengan Hukum Ohm.

5.John Dalton

Ia adalah seorang ahli kimia, ahli meteorologi dan fisikawan. Ia dikenal karena kepeloporannya dalam pengembangan modern teori atom, Hukum Proporsi, Hukum Dalton Tekanan Parsial, dan Daltonism.

6.Sir Isaac Newton

      Ia adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan, dan teolog. Ia adalah pengikut dari aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah dan dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik. Newton menjabarkan hokum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan sains dalam karyanya.

7.Charles Robert Darwin

Ia seorang naturalis Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teori ini kini dianggap sebagai komponen integral dari biologi (ilmu hayat).

8.Louis Pasteur

Ia berhasil menemukan cara mencegah pembusukan makanan hingga beberapa waktu lamanya dengan proses pemanasan yang biasa disebut pasteurisasi.

I.Hubungan Agama Islam dan Ilmu Alam

 Untuk  melihat  hubungan  antara  Islam  dan  sains  perlu  dilakukan  klarifikasi yang mendalam. Saat ini, banyak orang yang salah paham dalam memandang Islam – yang sebagaimana dipahami oleh orang  selain  Muslim – bahwa Islam  hanya sekedar agama  yang  sepadan  dengan  agama  Kristen,  Hindu,  Buddha,  dan  bahkan  juga kepercayaan  animism-dinamisme  lainnya.  Tentu  hal  ini  dilihat  –  khususnya  oleh orang Barat – sebagai bangsa yang saat ini berkembang dalam hal sains dan teknologi, sebagai sejarah mereka pada zaman di mana mereka dikuasai oleh Gereja (Dark Age). Dengan  asumsi  mereka  bahwa  agama  sangat  bertentangan  dengan  sains  dan teknologi.  

Sains dan agama di Barat memiliki  hubungan yang kontradiktif sebagaimana telah  ada  dalam  paparan  di  atas.  Sedangkan  tradisi  keilmuan  di  Barat  selalu mengalami  diskurus  yang  berkutat  pada  realisme  empiris  dan  rasionalis,  bahkan berujung  hingga  penafian  intuisi  serta  keberadaan  wahyu  Ilahi  dari  Allah.  Dengan demikian,  sains  dan  agama  di  Barat  akhirnya  tidak  mengandung  hubungan  sama sekali.  Hal  ini  berbeda  secara  diametral  dengan  tradisi  keilmuan  yang  ada  dalam Islam. Meskipun Islam menerima rasio, akal, dan realitas alam semesta sebagai suatu hal yang empiris dan faktual,  namun  lebih  jauh  lagi Islam mengakui adanya dimensi metafisik  berupa  nilai  kebenaran,  adab,  dan  iman  yang  terkandung  dalam  realitas tersebut.  Tentunya  ke semuanya  bersumber  dari  pengakuan  kepada  wahyu  Allah sebagai otoritas dan sumber kebenaran yang mutlak.   

Namun tentunya pengetahuan mengenai Islam dalam tataran  yang mendalam tersebut  masih  perlu  banyak  disebarkan  untuk  diketahui  orang.  Karena  saat  ini, realitas dan fakta  menunjukkan bahwa  kondisi umat  Islam sangatlah tidak beruntung karena tertinggal dalam segi ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi yang berakar dari turunnya perkembangan tradisi keilmuan pada orang muslim itu  sendiri. Hal tersebut berimplikasi  pada  masuknya  worldview  dan  pandangan  hidup  Barat  dalam kesehariannya.  

Jika seseorang, bahkan  juga seorang muslim melihat sains dan agama dengan worldview  Barat,  maka  antara  sains  dan  Islam  (sebagai  agama)  tidak  ada hubungannya.  Sebagaimana  sains  merupakan  hal  yang  ilmiah  dan  materialistis sedangkan  agama  adalah  urusan  pribadi  (private).  Seorang  saintis,  bahkan  saintis muslim namun memiliki  framework berpikir  sekuler,  tentu  juga  akan  berpikir  bahwa hubungan sains  dan  Islam adalah  negatif, bahkan  sains  Islam akan  dianggap omong kosong  karena  pendapatnya  bahwa  ilmu  dan sains  adalah  netral.  Hal  tersebut  juga akan terjadi pada sarjana muslim yang tidak mempelajari Islam secara mendalam dan filosofis,  sehingga  ia  menganggap  Islam  hanya  sekedar  ritual  keagamaan  tanpa memiliki dimensi yang lebih luas.  

Yang  seharusnya  terjadi,  bahwa  antara  sains  dan  Islam  memiliki  hubungan yang sangat erat, karena sains Islam adalah lahir dari worldview dan pandangan hidup Islam yang terderivasi dari al-Qur’an dan Hadits sebagai otoritas kebenaran. Dan kita tidak  boleh  memaknai  sains  dan  agama sebagaimana  yang  ada  dalam  tradisi Barat, atau bahkan melihatnya dengan framework berpikir Barat. Karena jika demikian, kita akan ikut berkesimpulan bahwa dalam sains dan  agama  tidak ada hubungan apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wirausaha atau Karyawan

Assalamualaikum temen-temen, pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Wirausaha atau Karyawan . Yuk kita langsung aja ke pembahas...